Selasa, 26 Maret 2013

ANAK BELAJAR DARI LINGKUNGAN HIDUPNYA


    • Jika anak banyak dicela
                  Ia akan terbiasa menyalahkan
    • Jika anak banyak dimusuhi
                  Ia akan terbiasa menentang
    • Jika anak dihantui ketakutan
                  Ia akan terbiasa merasa cemas
    • Jika anak banyak dikasihani
                 Ia terbiasa meratapi nasibnya
    • Jika anak dikelilingi olok-olok
                 Ia akan terbiasa menjadi pemalu
    • Jika anak dikitari rasa iri
                 Ia akan terbiasa mendengki
    • Jika anak dipermalukan
                 Ia akan merasa bersalah
    • Jika anak dimengerti
                 Ia akan terbiasa menjadi penyabar
    • Jika anak banyak diberi dorongan
                 Ia akan terbiasa percaya diri
    • Jika anak banyak dipuji
                 Ia akan terbiasa menghargai
    • Jika anak diterima lingkungannya
                 Ia akan terbiasa menyayangi
    • Jika anak tidak banyak dipersalahkan
                 Ia akan terbiasa menjadi dirinya sendiri
    • Jika anak mendapat pengakuan dari kanan kiri
                 Ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya
    • Jika anak diperlakukan dengan jujur
                 Ia akan terbiasa melihat kebenaran


      Saduran dari Dorothy Law Notle

Tips Bijak dan Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Menghadapi Anak Hiperaktif

Cara Mengatasi Anak Hiperaktif yang terbaik pasti lah menjadi perhatian utama para orangtua yang memiliki anak hiperaktif dan sekaligus menjadi salah satu tugas yang tersulit. Anak hiperaktif adalah anak yang memiliki perilaku sangat aktif dibandingkan anak  lainnya dan biasanya juga disertai dengan gangguan konsentrasi.



Bagaimana Cara Mengatasi Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif tidak biasa disuruh diam atau memperhatikan sesuatu dengan teliti. Konsentrasinya mudah terganggu oleh hal-hal yang dianggapnya lebih menarik. Anak-anak hiperaktif biasanya akan lebih mudah belajar apabila pengajaran dilakukan dengan cara kreatif dan sambil bermain.

Metode pengajaran konvensional malah akan menyulitkan kedua belah pihak, baik anak maupun pengajar. Orang tua sebaiknya berperan dalam membangun kreatifitas anak hiperaktif dengan cara misalnya mengajari anak untuk memahami huruf atau angka dengan cara mewarnai dengan melompat-lompat diatas puzzle , hal ini dapat memuaskan imajinasi anak dan memperpanjang rentang konsentrasinya. Lagipula anak-anak biasanya amat menyukai pelajaran mewarnai dan aktifitas motorik seperti berlari, melompat , memanjat dll. 
Selain itu, perlu juga mencari cara untuk pengembangan bakat anak sekaligus mengarahkan perilaku hiperaktifnya misalnya dengan memberinya kelas olah raga seperti renang, tari dan permainan motorik lainnya
Cara Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Efektif
Anak hiperaktif sangat banyak gerak, juga cenderung kurang teliti, pelupa, tidak sabaran , emosional dan suka bicara atau bersikap kasar seperti ngambek, memukul, berteriak, dan lain sebagainya. Di sini peran orang tua amat dibutuhkan dalam mengarahkan mental anak agar dapat menjadi lebih tenang dan bisa menjalani hari-harinya seperti anak seusianya. Tentu saja diperlukan kesabaran ekstra agar orang tua dapat mengatasi hal tersebut.
Sangat disarankan agar orang tua dan pengasuh anak hiperaktif tidak melakukan tindakan kekerasan atau memberi hukuman fisik seperti cubitan atau pukulan karena dikhawatirkan hal tersebut justru membawa dampak negatif bagi mental anak. Alih alih bertindak dengan kekerasan, berikan anak hiperaktif anda pujian saat dia mampu melakukan suatu hal atau tindakan positif. Hal tersebut selain melatih anak untuk menangkap empati dari orang-orang terdekat yang dicintainya, juga akan mendorong anak ke arah yang lebih baik dan positif.
Ajari anak sambil bermain, biasakan untuk memperdengarkan dongeng yang mengandung nasehat baik khususnya saat hendak tidur dimana gelombang otak berada dalam keadaan tenang. Dongeng yang berisi nasihat baik adalah sugesti positif yang akan bereaksi jauh lebih efektif kepada perilaku anak dibandingkan dengan memberi hukuman atau omelan yang sudah pasti tidak akan didengarkannya.
Semoga beberapa Cara Mengatasi Anak Hiperaktif di atas dapat membantu memecahkan masalah Anda.
 
 
Jika anda membutuhkan bantuan kami untuk menangani ANAK HIPERAKTIF
 
silakan kontak kami 
 

Sumber : http://planetinfoonline.wordpress.com/2012/05/21/tips-dan-cara-mengatasi-anak-hiperaktif/

Senin, 18 Maret 2013

Apa Saja Penyebab Sindroma Down?

DEFINISI
Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah suatu kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi mental) dan kelainan fisik.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah ekstra tiruan pada kromosom ke 21.


GEJALA
Anak-anak yang menderita sindroma Down memiliki penampilan yang khas:
- Pada saat lahir, ototnya kendur
- Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil
- Bagian belakang kepalanya mendatar
- Lesi pada iris mata yang disebut bintik Brushfield
- Kepalanya lebih kecil daripada normal (mikrosefalus) dan bentuknya abnormal
- Hidungnya datar, lidahnya menonjol dan matanya sipit ke atas
- Pada sudut mata sebelah dalam terdapat lipatan kulit yang berbentuk bundar (lipatan epikantus)
- Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan seringkali hanya memiliki 1 garis tangan pada telapak tangannya
- Jari kelingking hanya terdiri dari 2 buku dan melengkung ke dalam
- Telinganya kecil dan terletak lebih rendah
- Diantara jari kaki pertama dan kedua terdapat celah yang cukup lebar
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (hampir semua penderita sindroma Down tidak pernah mencapai tinggi badan rata-rata orang dewasa)
- Keterbelakangan mental.

Pada bayi yang menderita sindroma Down sering ditemukan kelainan jantung bawaan. Kematian dini seringkali terjadi akibat kelainan jantung. Kelainan saluran pencernaan, seperti atresia esofagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum (penyumbatan usus 12 jari), juga sering ditemukan. Mereka juga memiliki resiko tinggi menderita leukemia limfositik akut.


DIAGNOSA
Diagnosis sindroma Down dapat ditegakkan ketika bayi masih berada dalam kandungan dan tes penyaringan biasanya dilakukan pada wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun. Kadar alfa-fetoprotein yang rendah di dalam darah ibu menunjukkan resiko tinggi terjadinya sindroma Down pada janin yang dikandungnya. Dengan pemeriksaan USG bisa diketahui adanya kelainan fisik pada janin.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dengan bantuan stetoskop akan terdengar murmur (bunyi jantung tambahan).

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Analisa kromosom (pada 94% kasus menunjukkan adanya 3 tiruan dari kromosom ke 21)
- Rontgen dada (untuk menunjukkan adanya kelainan jantung)
- Ekokardiogram
- EKG
- Rontgen saluran pencernaan.


PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk sindroma Down. Pendidikan dan pelatihan khusus bisa dilakukan di sekolah luar biasa. Kelainan jantung tertentu mungkin harus diperbaiki melalui pembedahan. Gangguan pendengaran dan penglihatan diatasi sebagaimana mestinya.


PROGNOSIS

Anak-anak dengan sindroma Down memiliki resiko tinggi untuk menderita kelainan jantung dan leukemia. Jika terdapat kedua penyakit tersebut, maka angka harapan hidupnya berkurang; jika kedua penyakit tersebut tidak ditemukan, maka anak bisa bertahan sampai dewasa.

Beberapa penderita sindroma Down mengalami hal-hal berikut:
- Gangguan tiroid
- Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa
- Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea
- Pada usia 30 tahun menderita demensia (berupa hilang ingatan, penurunan kecerdasan dan perubahan kepribadian).
Bisa terjadi kematian dini, meskipun banyak juga penderita yang berumur panjang.


PENCEGAHAN
Pada keluarga yang memiliki riwayat sindroma Down dianjurkan untuk menjalani konsultasi genetik. Sindroma Down bisa diketahui pada kehamilan awal dengan melakukan pemeriksaan kromosom terhadap cairan ketuban atau vili korion.

Resiko terjadinya sindroma Down ditemukan pada:
- keluarga yang pernah memiliki anak yang menderita sindroma Down
- ibu hamil yang berusia diatas 40 tahun.

Senin, 11 Maret 2013

JENIS TERAPI YANG DISARANKAN UNTUK AUTISME

Berikut adalah beberapa jenis terapi yang digunakan untuk menangani Autisme:

1. Analisa tingkah laku (Applied Behavioral Analysis (ABA))
Terapi ini merupakan terapi yang tertua dan paling banyak diteliti serta dikembangkan untuk autisme. Terapi ABA ini merupakan sistem pelatihan intensif dengan menggunakan hadiah yang berfokus terhadap sistem pengajaran tertentu.

2. Terapi wicara
Hampir semua penderita autisme mempunyai masalah bicara ataupun bahasa sehingga diharapkan dengan terapi bicara ataupun berbahasa dapat membantu penderita autism untuk berkomunikasi dengan orang lain.

3. Terapi okupasi
Terapi okupasi berfokus untuk membentuk kemampuan hidup sehari-hari. Karena kebanyakan penderita autisme mengalami perkembangan motorik yang lambat, maka terapi okupasi sangatlah penting. Seorang terapis okupasi juga dapat memberikan latihan sensorik terintegrasi, yaitu suatu teknik yang dapat membantu penderita autisme untuk mengatasi hipersensitifitas terhadap suara, cahaya maupun sentuhan.

4. Terapi kemampuan sosial
Salah satu akibat dari autisme adalah sedikitnya kemampuan sosial dan komunikasi. Banyak anak yang menderita autisme memerlukan bantuan untuk menciptakan kemampuan supaya dapat mempertahankan percakapan, berhubungan dengan teman baru atau bahkan mengenal tempat bermainnya. Seorang terapis kemampuan sosial dapat membantu untuk menciptakan atau menfasilitasi terjadinya interaksi sosial.

5. Terapi fisik/fisioterapi
Autisme merupakan perkembangan perfasif yang lambat. Banyak penderita autisme yang memiliki penundaan perkembangan motorik dan beberapa mempunyai massa otot yang rendah (lemah). Terapi fisik dapat melatih kekuatan, koordinasi dan kemampuan dasar berolahraga.

6. Terapi bermain
Walaupun terdengar aneh, tetapi anak penderita autisme memerlukan bantuan untuk bermain. Bermain juga dapat digunakan sebagai alat untuk melatih percakapan, kemampuan berkomunikasi dan sosial. Terapi bermain ini dapat digabungkan dengan terapi berbicara, terapi okupasi dan terapi fisik.

7. Terapi tingkah laku
Anak yang menderita autisme seringkali terlihat frustasi. Mereka kesulitan untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka dan menderita akibat hipersensitifitas terhadap suara, cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. Seorang terapis tingkah laku dilatih untuk dapat mengetahui penyebab dibalik prilaku negative tersebut dan merekomendasikan perubahan terhadap lingkungan ataupun keseharian anak untuk dapat memperbaiki tingkah lakunya.

8. Terapi Perkembangan
Terapi perkembangan atau developmental therapies bertujuan untuk membangun minat, kekuatan dan perkembangan anak sendiri untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan, emosional dan sosialnya. Terapi perkembangan seringkali bertolak belakang dengan terapi tingkah laku, yang biasanya paling baik dilakukan untuk mengajarkan keterampilan khusus pada anak, seperti misalnya mengikat tali sepatu atau menggosok gigi dll.

9. Terapi visual
Banyak penderita autisme merupakan pemikir visual, sehingga metode pembelajaran berkomunikasi melalui gambar dapat dilakukan. Salah satu caranya adalah melalui PECS (Picture Exchange Communication). Selain itu pembelajaran melalui video juga dapat dilakukan baik dengan video modeling, video games ataupun sistem komunikasi elektronik lain. Metode ini dapat menampung kelebihan penderita autisme di bidang visual untuk digunakan membangun keterampilan dan komunikasinya.

10. Terapi Biomedis
Terapi biomedis termasuk juga penggunaan obat-obatan untuk penanganan autisme, walaupun kebanyakan perawatan biomedis yang dilakukan berdasarkan metode pendekatan DAN (Defeat Autism Now). Dokter yang telah menjalani pelatihan mengenai metode DAN ini akan menentukan diet khusus, supplement ataupun perawatan alternative lain untuk penanganan penderita autisme. Di AS sendiri perawatan ini belum mendapatkan persetujuan dari FDA (Food dan Drug Administration) ataupun CDC (Center for Disease Control) walaupun banyak cerita anekdot yang melaporkan hasil positif dari terapi tersebut. Jika memang berniat untuk berkonsultasi dengan praktisi DAN, pastikan orang tersebut berlatar belakang kedokteran.

sumber : Artikel Kedokteran Anak

http://www.spesialis.info/indexb826.html?jenis-jenis-terapi-dan-diet-anak-penderita-autisme,454

Rabu, 06 Maret 2013

Anak Autis Perlu Diet

AUTISMA pertama kali dipublikasikan oleh Leo Kanner (1943) seorang dokter kesehatan jiwa anak. Ia mengamati perilaku anak-anak yang dijadikan objeknya, namun yang sangat menonjol adalah anak-anak ini sangat asyik dengan dunianya sendiri. Seolah-olah mereka hidup dalam dunianya sendiri dan menolak berinteraksi dengan orang disekitarnya. Orang Amerika menyebut anak ini dengan sebutan anak peri (berbicara sendiri).
Autisme berasal dari bahasa Yunani Autos yang berarti aku. Atau sikap yang sangat mengarah kepada diri sendiri. Autisme adalah suatu gangguan atau kelainan otak yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, berhubungan dengan sesama dan memberikan tanggapan terhadap lingkungan.

Banyak literatur menyebutkan bahwa autis berhubungan dengan gangguan susunan syaraf pusat, gangguan sistem pencernaan, peradangan dinding usus, faktor genetik, keracunan logam berat, faktor psikodinamik keluarga dan faktor imunologi

Autis bisa terjadi pada siapa saja tanpa melihat perbedaan status sosial ekonomi, pendidikan, golongan etnik maupun bahasa. Tingkat kejadian autis meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1989 hanya tercatat 2 pasien autistik di Poliklinik Jiwa Anak RSCM Jakarta. Sebelas tahun berikutnya, tahun 2000 tercatat 103. Menurut perkiraan dari dr. Melly Budhiman, psikiater anak dan Ketua Yayasan Autisma Indonesia, bila 10 tahun yang lalu jumlah penyandang autisma diperkirakan satu per 5000 anak, sekarang meningkat menjadi satu per 500 anak. Untuk mengurangi gejala dari autis maka salah satunya adalah dengan diberikanya intervensi dietnya.
Intervensi diet dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi gejala autisme, meningkatkan kualitas hidup, serta memberikan status nutrisi yang baik .

Macam Diet

- Diet bebas gluten dan casein (Gluten free, casein free) Diet ini dengan cara menghindarkan semua produk yang mengandung gluten seperti biskuit, mi, roti, kue, makaroni, spageti, cake atau makanan kemasan lain dari terigu. Sedangkan casein diperoleh dari makanan atau minuman yang mengandung susu sapi, seperti keju, mozarella, butter, atau permen, mentega dan yogurt.
Diet tanpa gluten dihentikan apabila pertumbuhan jamur candida di usus dalam batas normal. Pertumbuhan candida bisa dilihat dengan pemeriksaan feses.
Efek diet bebas casein (susu) dilakukan dengan menjauhkan semua makanan dari susu . Bisa dicoba selama 3 minggu lalu lihat perkembangannya. Jika anak banyak konsumsi gluten, maka peptida akan masuk ke dalam jaringan tubuh dan disimpan sebagai lemak. Diet gluten diberikan sedikitnya 3 bulan, dengan melihat perkembanganya. Peptida juga dapat memberikan efek toksik pada sistem saraf sentral.

Banyak kasus yang menunjukkan kemajuan. Setelah dilakukan diet bebas gluten 7-9 bln. Ada yang baru terlihat setelah 2 tahun.

Susu sapi dan gandum bagi autis tertentu bersifat morfin. Karena protein susu sapi (casein) dan protein gandum (gluten) membentuk kaseomorfin dan gluteomorfin, sehingga bisa mengakibatkan terjadinya gangguan perilaku seperti hiperaktif. Hal itu terjadi karena kebocoran saluran cerna sebagai akibat tidak seimbangnya bakteri dan jamur. Ketidakseimbangan ini biasanya diakibatkan oleh pemakaian antibiotika yg berlebihan yang akan meningkatkan permeabilitas usus. Antibiotika dapat membunuh bakteri flora usus seperti laktobasilus. Sedangkan jamur terutama candida akan tumbuh berlebihan yang akan mengakibatkan selaput dinding usus terganggu.
Dengan terganggunya selaput usus akan menyebabkan berbagai makromolekul protein susu sapi atau zat toksik melewati dinding saluran cerna ke darah. Akibatnya bisa terjadi gangguan susunan dan fungsi otak yang mengakibatkan gangguan tingkah laku, gangguan perkembangan dan gangguan proses belajar.

Diet Bebas Jamur
Diet ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kembali infeksi jamur dalam usus. Dilakukan dengan diet rendah gula sederhana. Gula sederhana adalah makanan utama dari jamur yang ada dalam usus penderita autis.
Hasil metabolit dari jamur sering timbulkan kelainan perilaku, sehingga untuk pengganti gula sederhana adalah dengan konsumsi hidrat arang kompleks. Sesuai namanya, semua jenis makanan yang diolah dengan proses fermentasi seperti kecap, tauco, keju, serta kue yang dibuat dengan menggunakan soda pengembang, vermipan, atau sejenisnya, tidak diberikan. Begitu juga makanan yang sudah lama disimpan atau buah-buahan yang dikeringkan

Diet Bebas Zat Aditif
Zat aditif ini termasuk pewarna, penambah rasa monosodium glutamate(MSG), pengawet, pengemulsi. Yang perlu dihindari adalah penambah rasa MSG, penambah aroma, pewarna sintetis, pemanis buatan (aspartama dan sakarin, kafein, polibate nitrat nitrit (pengawet daging).
Sebagai gantinya, untuk memberi warna pada makanan, digunakan pewarna alami seperti daun pandan, daun suji, kunyit, dan bit.
Kebanyakan zat aditif mengandung fenol.Untuk memecah fenol memerlukan sulfur. Sulfur merupakan indikator yang kuat pada hati dan diperlukan untuk proses detoksifikasi. Beberapa zat pewarna dapat merusak DNA yang akan menyebabkan mutasi genetic MSG juga dapat mempengaruhi organ penting, seperti saraf otak.

Konsumsi Makanan
Bagi penyandang autis dianjurkan untuk minum air mineral kemasan atau air yang telah melalui penyaringan, minimal delapan gelas sehari. Hindari makanan junk food, karena makanan ini selain gizinya tidak seimbang, banyak terbuat dari tepung dan sering mengandung lemak jenuh.

Suplementasi
Anak autism umumnya mengalami defisiensi vitamin dan mineral akibat perlakuan diet yang cukup ketat. Dengan demikian, dibutuhkan suplemen makanan seperti kalsium, magnesium, zinc, selenium, vitamin A, B6, C, E, asam lemak esensial, asam amino, kolostrum, enzim, probiotik. (Nuryanto, S.Gz-11).

Dikutip dari suara merdeka,4 /12/2006