Minggu, 01 September 2013

Karakteristik kemampuan motorik anak yang baik

1. Karakteristik Anak dengan Kecerdasan Motorik Kasar Baik
  • Kemampuan berjalan cepat mengikuti fase duduk dan merangkak sesuai usia yaitu 6-8 bulan
  • Sangat senang berolah raga yang berkaitan dengan kaki khususnya sepakbola dan berlari. Biasaya anak dalam kelompok ini menyenangi hampir semua jenis olah raga
  • Biasanya anak lebih senan bermain di luar rumah tidak senang aktifitas di dalam rumah
  • Prestasi olahraga sangat bagus
  • Mempunyai kendala dalam aktifitas motorik halus seperti menulis, menggambar dan kerajinan tangan.
  • Tidak senang dengan aktifitas membaca dan kerajinan tangan.
  • Kelebihan semua olahraga akan berprestasi baik kecuali apada beberapa kasus olahraga dengan kemampuan tangan dan senam tidak optimal.
  • Harus sering dilatih ketrampilan halus seperti melukis , menggambar atau bermain permainan motorik halus
  • Harus dioptimalkan kemampuan kecerdasan motorik kasarnya seperti olahraga agar berprestasi
2. Karakteristik Anak dengan Kecerdasan Motorik Halus Baik
  • Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dan lebih baik dilakukan.
  • Kemampuan berjalan agak terlambat. Demikian pula kemampuan motorik lainnya terlambat seperti bolak-balik, duduk atau merangkak tidak sesuai usia. Bahkan biasanya anak tidak mengalami fase merangkak.
  • Sering mengalami gangguan motorik kasar biasanya seringkali diikuti oleh gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan sensoris
  • Pada usia di bawah 2-3 tahun bila berjalan sering sempoyongan, sering tersandung atau terjatuh dan bila jatuh sering terbentur kepala. Padahal anak lainnya bial jatuh jarang terbentur kepalanya.
  • Sering mengalami masalah gangguan saluran cerna terutama saat bayi dengan keluhan utama sering muntah, Gastrooesepageal refluks dan gangguan cerna lainnya seringkali.
  • Biasanya penderita ini juga mengalami gangguan koordinasi motorik mulut seperti keterlambatan bicara, gangguan berbicara (cadel, mengucapkan kata yang tidak jelas atau hanya ujung-ujungnya) dan mengalami gangguan mengunyah dan menelan. Gangguan mengunyah dan menelan ini diistilahkan dengan picky eaters atau pemilih. Biasanya makanan yang sering dihindari atau tidak disukai adalah sayur tertentu seperti kangkung, sawi, empal daging sapi atau nasi atau makanan lain yang berserat. Makanan yang disukai adalah mi, telor, daging ayam, sayur tertentu seperti wortel, brokoli, bayam, kentang, krupuk, biscuit atau makanan yang remnyah, “kriuk” atau crispy lainnya. Hal ini terjadi bukan karena suka tidak suka tetapi masalah makan yang udah dikunyak atau tidak. Biasanya kelompok anak seperti ini sering terjadi pada penderita alergi dan intoleransi makanan
  • Gangguan sensoris yang terjadi adalah sensitif terhadap rangsangan suara (frekuensi tinggi) , rangsangan cahaya (silau) dan rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik). Pada gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki anak sering mengalami jalkan jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik dapat dilihat pada aloas kali yang dipakai seringkali menipis tidak rata. Atau posisi kaki tidak baik seperti bentiuk ”O” atau ”X”.
  • Tidak menyenangi olahraga atau aktifitas berlari. Biasanya anak lebih nyaman bermain dalam rumah tidak senang aktifitas di luar rumah
  • Senang bermain game atau computer atau membaca
  • Harus sering dilatih ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap.
  • Harus dioptimalkan kemampuan kecerdasan motorik kasarnya seperti olahraga agar berprestasi
  • Olahraga yang berkaitan dengan ketrampilan tangan berpotensi dapat berkembang seperti basket. tennis, golf, tennis meja atau bulutangkis.

Stimulasi dan intervensi Sejak dini

Stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah:
  • Lakukan stimulasi dan permainan yang bersifat : kemampuan kontrol motorik koordinasi mata dan tangan, kemampuan memecahkan persoalan, emampuan mengikuti petunjuk dan arahan, kemandirian dan kepercayaan diri dan melatih sensitivitas indra peraba.

  • Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga. Dan latihlah gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.

  • Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.

  • Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Berlatih secara rutin keterampilan untuk menulis dan menggambar.

  • Latihan ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap.

  • Status gizi dan asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik anak. Pada keadaan kurang energi dan protein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan yang terlambat.

  • Permainan yang sangat membantu mengasah kemampuan motorik halus si kecil, dan yang tak kalah penting mereka menyukainya. Salah satu contohnya adalah memasukkan kunci dalam celah.Caranya : Ambil lima kunci yang besarnya hampir sama. Buatlah sebuah celah pada tutup kaleng yang terbuat dari plastik. Celah ini harus cukup besar sehingga kunci akan lebih mudah masuk ke wadah dengan sedikit dorongan. Kemudian minta sikecil untuk memasukkan kunci-kunci ini ke dalam wadah melalui celah tutup. Kunci yang dimasukkan ini akan mengeluarkan bunyi bila terjatuh ke dalam dasar keleng. Tirukan secara verbal bunyi kunci yang jatuh ini. inta sikecil menjatuhkan semua kunci ini sampai semuanya berada dalam kaleng. Selanjutnya buka tutup kaleng, keluarkan semua kunci dan ulangi masukkan lewat celah seperti langkah awal di atas. Sebagai variasi benda-benda lain dapat digunakan. Misalnya kancing, uang logam dan benda-benda lain yang dapat masuk lewat celah. Benda-benda ini tidak hanya memberikan pengalaman baru untuk si kecil

 

Jumat, 30 Agustus 2013

Tip Jika Batita Telat Bicara



Apakah Anda khawatir si kecil mengalami keterlambatan bahasa dan bicara ?

Tanyakan pada diri Anda sendiri beberapa hal di bawah ini
  • Apakah dia mulai menggunakan kata tunggal sebelum 14 bulan?
  • Apakah dia bisa mengombinasikan dua kata ketika usianya hampir 2 tahun dan tidak meniru suara yang dia dengar?
  • Apakah dia terlihat mengerti apa yang Anda katakan?
  • Apakah kosa katanya bertambah dengan stabil?
  • Apakah dia menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi?
  • Apakah dia sudah mencapai tahap perkembangan lainnya, seperti berjalan?
  • Jika jawaban dari semua pertanyaan di atas adalah ya berarti dia hanya agak lama sedikit dari lainnya.

Bila kebanyakan jawabannya adalah tidak, konsultasikan pada dokter anak atau ahli terapi bicara.
Cek beberapa cara sederhana berikut untuk merangsang si kecil berbicara.

Perhatikan tangannya
Anak-anak usia batita lebih bisa mengerti kata-kata dibanding ketika mereka sendiri mengucapkannya. Untuk usia sekitar setahun menggunakan bahasa tubuh bisa membantu. Saat si kecil melambai pada Anda tanggapi dengan “da-dah!” atau ketika ia menunjuk sesuatu, tanyakan  “kamu mau cangkirnya?” Bisa juga Anda mengajak bermain dengan bahasa tubuh, seperti Pat –a-cake, atau membuat gerakan dengan tangan saat Anda menyanyikan “Balonku” untuk membantunya menghubungkan kata-kata dengan aksi.

Bicarakan dengan benar
Orangtua sering kali melakukan kesalahan dengan terburu-buru membalik halaman buku karena mereka lelah dan mencoba menidurkan anak. Daipada seperti itu, sebaiknya bacakan si kecil buku sepanjang hari ketika Anda tidak sedang terburu-buru. Ceritakan apa yang sedang dilihat pada halaman buku, “Nak, coba lihat anak lelaki ini. Dia kelihatan senang atau sedih?” Bahkan menanyakan suara binatang di dalam buku tersebut akan melatih kemampuan bicaranya.

Penggabungan kata
Pada usia sekitar 18 bulan, batita mulai menggunakan paduan dua kata untuk berkomunikasi. Biasanya mereka akan menyatukan aksi ditambah dengan obyek tertentu seperti ‘minum jus’, atau ‘baca buku’. Ajari si kecil menyatukan kata-kata dengan menambahkan satu atau dua kata misalnya jika dia mengatakan “bola”, Anda bisa menambahkan “bola besar” atau “lempar bolanya”.

Ubah Nada Suara
Batita akan mulai menambahkan perubahan nada pada suara mereka untuk bertanya, misalnya ‘keluar’. Mereka juga akan belajar bahwa Anda berbicara lebih pelan ketika berada di dalam rumah dan bicara lebih keras ketika di luar rumah. Bermainlah dengan suara-suara lucu, misalnya suara raungan beruang yang keras atau suara tikus mecicit. Jika si kecil bisa meniru dan berlatih berbagai macam jenis dan nada suara yang berbeda.

Bermain Kata
Beberapa mainan berikut akan membantu si kecil mengekspresikan dirinya.
  • Boneka tangan. Bermain pura-pura atau mengarang suatu situasi dengan boneka tangan berawarna-warni akan merangsang percakapan interaktif antara Anda dan si kecil.
  • Telepon mainan. Si kecil pasti kurang sering melihat Anda mengobrol di telepon. Biarkan dia melakukan juga dengan memberikannya telepon mainan, lalu teleponlah dia.
  • Mainan balok. Penemuan terbaru menemukan bahwa bermain dengan mainan balok akan meningkatkan kemampuan bahasa. Tunjukkan pada si kecil huruf, angka, dan obyek yang beragam.
  • Krayon. Begitu si kecil sudah bisa mencoret-coret di atas kertas, berikan komentar terhadap apa yang Anda lihat dan tanyakan padanya apa yang digambarnya



Untuk Pemeriksaan dan Terapi dapat menghubungi :

ANAK MANDIRI CENTER
Jl.Setia BudI NO 1/190, MEDAN
Sebrang sekolah syafiatul ( YPSA)

TLP : 061-91254321 / 0821 6598 8009


 

Senin, 26 Agustus 2013

Deteksi Dini kemampuan Motorik Halus dan motorik kasar

 

Usia 1-2 tahun

Motorik KasarMotorik Halus
• merangkak • berdiri dan berjalan beberapa langkah • berjalan cepat • cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • merangkak di tangga • berdiri di kursi tanpa pegangan • menarik dan mendorong benda-benda berat • melempar bola• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk • membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan • menyusun menara dari balok • memindahkan air dari gelas ke gelas lain • belajar memakai kaus kaki sendiri • menyalakan TV dan bermain remote • belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun

Motorik KasarMotorik Halus
• melompat-lompat • berjalan mundur dan jinjit • menendang bola • memanjat meja atau tempat tidur • naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki• mencoret-coret dengan 1 tangan • menggambar garis tak beraturan • memegang pensil • belajar menggunting • mengancingkan baju • memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun

Motorik KasarMotorik Halus
• melompat dengan 1 kaki • berjalan menyusuri papan • menangkap bola besar • mengendarai sepeda • berdiri dengan 1 kaki• menggambar manusia • mencuci tangan sendiri • membentuk benda dari plastisin • membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi

Usia 4-5 tahun

Motorik KasarMotorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat • seimbang saat berjalan mundur • melompati rintangan • melempar dan menangkap bola • melambungkan bola• menggunting dengan cukup baik • melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan isinya • memasikkan benang ke lubang besar

Tahap Perkembangan Motorik Anak Secara Umum

UsiaTahap Perkembangan
Tiga tahun
  • Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
  • Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
  • Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada peganngan tangga
  • Berlari berputar-putar tanpa kendala
  • Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
  • Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
  • Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
  • Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
  • Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
  • Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga
  • Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
  • Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
  • Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang
  • Menjiplak lingkaran
  • Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
  • Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.
Empat tahun
  • Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
  • Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki
  • Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
  • Lomba lari
  • Melompat ke depan 10 kali
  • Melompat kebelakang sekali
  • Bersalto/ berguling ke depan
  • Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan.
  • Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki
  • Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6 kaki darinya
  • Membangun menara setinggi 11 kotak
  • Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang lain
  • Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
  • Menjiplak gambar kotak
  • Menulis beberapa huruf
Lima tahun
  • Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik
  • Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping
  • Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut
  • Melompat dua meter dengan salah satu kaki
  • Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
  • Menangkap bola tennis dengan kedua tangan
  • Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
  • Mengayun tanpa bantuan
  • Menangkap dengan mantap
  • Menulis nama depan
  • Membangun menara setinggi 12 kotak
  • Mewarnai dengan garis-garis
  • Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari
  • Menggambar orang beserta rambut dan hidung
  • Menjiplak persegi panjang dan segi tiga
  • Memotong bentuk-bentuk sederhana.

Dalam penelitian yang dilakukan Widodo Judarwanto seringkali seorang anak lebih dominan pada salah satu kemampuan motorik halus atau atau motorik kasar. Dalam peneilitian tersebut didapatkan 2 kelompok besar anak dengan kemampuan dan karakteristik tertentu.
Bila seorang mengalami gangguan motorik kasar biasanya seringkali diikuti oleh gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan sensoris.Gangguan sensoris yang terjadi adalah sensitif terhadap rangsangan suara (frekuensi tinggi) , rangsangan cahaya (silau) dan rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik). Pada gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki anak sering mengalami jalan jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik dapat dilihat pada alas kali yang dipakai seringkali menipis tidak rata. Kondisi inilah yang sering terjadi anak terlambat jalan atau mempunya kontribusi kelainan kaki berbentuk O atau X. Pada anak yang mengalami gangguan motorik halus biasanya seringkali disertai gangguan konsentrasi tetapi mempunyai kemampuan kecerdasan motorik kasar atau olahraga yang baik/

Karena itu perlu sekali di berikan penangangan yang cepat yang tepat agar gangguan motorik tidak menjadi penghambat dalam perkembangan edukasi saat bersekolah nanti

Untuk Pemeriksaan dan Terapi Hubungi :

Anak Mandiri Center
jl.Setiabudi no 1/190
Sebrang sekolah Syafiatul ( YPSA)

Tlp : 061-91254321/ 0821 6598 8009

Selasa, 26 Maret 2013

ANAK BELAJAR DARI LINGKUNGAN HIDUPNYA


    • Jika anak banyak dicela
                  Ia akan terbiasa menyalahkan
    • Jika anak banyak dimusuhi
                  Ia akan terbiasa menentang
    • Jika anak dihantui ketakutan
                  Ia akan terbiasa merasa cemas
    • Jika anak banyak dikasihani
                 Ia terbiasa meratapi nasibnya
    • Jika anak dikelilingi olok-olok
                 Ia akan terbiasa menjadi pemalu
    • Jika anak dikitari rasa iri
                 Ia akan terbiasa mendengki
    • Jika anak dipermalukan
                 Ia akan merasa bersalah
    • Jika anak dimengerti
                 Ia akan terbiasa menjadi penyabar
    • Jika anak banyak diberi dorongan
                 Ia akan terbiasa percaya diri
    • Jika anak banyak dipuji
                 Ia akan terbiasa menghargai
    • Jika anak diterima lingkungannya
                 Ia akan terbiasa menyayangi
    • Jika anak tidak banyak dipersalahkan
                 Ia akan terbiasa menjadi dirinya sendiri
    • Jika anak mendapat pengakuan dari kanan kiri
                 Ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya
    • Jika anak diperlakukan dengan jujur
                 Ia akan terbiasa melihat kebenaran


      Saduran dari Dorothy Law Notle

Tips Bijak dan Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Menghadapi Anak Hiperaktif

Cara Mengatasi Anak Hiperaktif yang terbaik pasti lah menjadi perhatian utama para orangtua yang memiliki anak hiperaktif dan sekaligus menjadi salah satu tugas yang tersulit. Anak hiperaktif adalah anak yang memiliki perilaku sangat aktif dibandingkan anak  lainnya dan biasanya juga disertai dengan gangguan konsentrasi.



Bagaimana Cara Mengatasi Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif tidak biasa disuruh diam atau memperhatikan sesuatu dengan teliti. Konsentrasinya mudah terganggu oleh hal-hal yang dianggapnya lebih menarik. Anak-anak hiperaktif biasanya akan lebih mudah belajar apabila pengajaran dilakukan dengan cara kreatif dan sambil bermain.

Metode pengajaran konvensional malah akan menyulitkan kedua belah pihak, baik anak maupun pengajar. Orang tua sebaiknya berperan dalam membangun kreatifitas anak hiperaktif dengan cara misalnya mengajari anak untuk memahami huruf atau angka dengan cara mewarnai dengan melompat-lompat diatas puzzle , hal ini dapat memuaskan imajinasi anak dan memperpanjang rentang konsentrasinya. Lagipula anak-anak biasanya amat menyukai pelajaran mewarnai dan aktifitas motorik seperti berlari, melompat , memanjat dll. 
Selain itu, perlu juga mencari cara untuk pengembangan bakat anak sekaligus mengarahkan perilaku hiperaktifnya misalnya dengan memberinya kelas olah raga seperti renang, tari dan permainan motorik lainnya
Cara Mengatasi Anak Hiperaktif Dengan Efektif
Anak hiperaktif sangat banyak gerak, juga cenderung kurang teliti, pelupa, tidak sabaran , emosional dan suka bicara atau bersikap kasar seperti ngambek, memukul, berteriak, dan lain sebagainya. Di sini peran orang tua amat dibutuhkan dalam mengarahkan mental anak agar dapat menjadi lebih tenang dan bisa menjalani hari-harinya seperti anak seusianya. Tentu saja diperlukan kesabaran ekstra agar orang tua dapat mengatasi hal tersebut.
Sangat disarankan agar orang tua dan pengasuh anak hiperaktif tidak melakukan tindakan kekerasan atau memberi hukuman fisik seperti cubitan atau pukulan karena dikhawatirkan hal tersebut justru membawa dampak negatif bagi mental anak. Alih alih bertindak dengan kekerasan, berikan anak hiperaktif anda pujian saat dia mampu melakukan suatu hal atau tindakan positif. Hal tersebut selain melatih anak untuk menangkap empati dari orang-orang terdekat yang dicintainya, juga akan mendorong anak ke arah yang lebih baik dan positif.
Ajari anak sambil bermain, biasakan untuk memperdengarkan dongeng yang mengandung nasehat baik khususnya saat hendak tidur dimana gelombang otak berada dalam keadaan tenang. Dongeng yang berisi nasihat baik adalah sugesti positif yang akan bereaksi jauh lebih efektif kepada perilaku anak dibandingkan dengan memberi hukuman atau omelan yang sudah pasti tidak akan didengarkannya.
Semoga beberapa Cara Mengatasi Anak Hiperaktif di atas dapat membantu memecahkan masalah Anda.
 
 
Jika anda membutuhkan bantuan kami untuk menangani ANAK HIPERAKTIF
 
silakan kontak kami 
 

Sumber : http://planetinfoonline.wordpress.com/2012/05/21/tips-dan-cara-mengatasi-anak-hiperaktif/

Senin, 18 Maret 2013

Apa Saja Penyebab Sindroma Down?

DEFINISI
Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah suatu kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi mental) dan kelainan fisik.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah ekstra tiruan pada kromosom ke 21.


GEJALA
Anak-anak yang menderita sindroma Down memiliki penampilan yang khas:
- Pada saat lahir, ototnya kendur
- Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil
- Bagian belakang kepalanya mendatar
- Lesi pada iris mata yang disebut bintik Brushfield
- Kepalanya lebih kecil daripada normal (mikrosefalus) dan bentuknya abnormal
- Hidungnya datar, lidahnya menonjol dan matanya sipit ke atas
- Pada sudut mata sebelah dalam terdapat lipatan kulit yang berbentuk bundar (lipatan epikantus)
- Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan seringkali hanya memiliki 1 garis tangan pada telapak tangannya
- Jari kelingking hanya terdiri dari 2 buku dan melengkung ke dalam
- Telinganya kecil dan terletak lebih rendah
- Diantara jari kaki pertama dan kedua terdapat celah yang cukup lebar
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (hampir semua penderita sindroma Down tidak pernah mencapai tinggi badan rata-rata orang dewasa)
- Keterbelakangan mental.

Pada bayi yang menderita sindroma Down sering ditemukan kelainan jantung bawaan. Kematian dini seringkali terjadi akibat kelainan jantung. Kelainan saluran pencernaan, seperti atresia esofagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum (penyumbatan usus 12 jari), juga sering ditemukan. Mereka juga memiliki resiko tinggi menderita leukemia limfositik akut.


DIAGNOSA
Diagnosis sindroma Down dapat ditegakkan ketika bayi masih berada dalam kandungan dan tes penyaringan biasanya dilakukan pada wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun. Kadar alfa-fetoprotein yang rendah di dalam darah ibu menunjukkan resiko tinggi terjadinya sindroma Down pada janin yang dikandungnya. Dengan pemeriksaan USG bisa diketahui adanya kelainan fisik pada janin.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dengan bantuan stetoskop akan terdengar murmur (bunyi jantung tambahan).

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- Analisa kromosom (pada 94% kasus menunjukkan adanya 3 tiruan dari kromosom ke 21)
- Rontgen dada (untuk menunjukkan adanya kelainan jantung)
- Ekokardiogram
- EKG
- Rontgen saluran pencernaan.


PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk sindroma Down. Pendidikan dan pelatihan khusus bisa dilakukan di sekolah luar biasa. Kelainan jantung tertentu mungkin harus diperbaiki melalui pembedahan. Gangguan pendengaran dan penglihatan diatasi sebagaimana mestinya.


PROGNOSIS

Anak-anak dengan sindroma Down memiliki resiko tinggi untuk menderita kelainan jantung dan leukemia. Jika terdapat kedua penyakit tersebut, maka angka harapan hidupnya berkurang; jika kedua penyakit tersebut tidak ditemukan, maka anak bisa bertahan sampai dewasa.

Beberapa penderita sindroma Down mengalami hal-hal berikut:
- Gangguan tiroid
- Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa
- Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea
- Pada usia 30 tahun menderita demensia (berupa hilang ingatan, penurunan kecerdasan dan perubahan kepribadian).
Bisa terjadi kematian dini, meskipun banyak juga penderita yang berumur panjang.


PENCEGAHAN
Pada keluarga yang memiliki riwayat sindroma Down dianjurkan untuk menjalani konsultasi genetik. Sindroma Down bisa diketahui pada kehamilan awal dengan melakukan pemeriksaan kromosom terhadap cairan ketuban atau vili korion.

Resiko terjadinya sindroma Down ditemukan pada:
- keluarga yang pernah memiliki anak yang menderita sindroma Down
- ibu hamil yang berusia diatas 40 tahun.

Senin, 11 Maret 2013

JENIS TERAPI YANG DISARANKAN UNTUK AUTISME

Berikut adalah beberapa jenis terapi yang digunakan untuk menangani Autisme:

1. Analisa tingkah laku (Applied Behavioral Analysis (ABA))
Terapi ini merupakan terapi yang tertua dan paling banyak diteliti serta dikembangkan untuk autisme. Terapi ABA ini merupakan sistem pelatihan intensif dengan menggunakan hadiah yang berfokus terhadap sistem pengajaran tertentu.

2. Terapi wicara
Hampir semua penderita autisme mempunyai masalah bicara ataupun bahasa sehingga diharapkan dengan terapi bicara ataupun berbahasa dapat membantu penderita autism untuk berkomunikasi dengan orang lain.

3. Terapi okupasi
Terapi okupasi berfokus untuk membentuk kemampuan hidup sehari-hari. Karena kebanyakan penderita autisme mengalami perkembangan motorik yang lambat, maka terapi okupasi sangatlah penting. Seorang terapis okupasi juga dapat memberikan latihan sensorik terintegrasi, yaitu suatu teknik yang dapat membantu penderita autisme untuk mengatasi hipersensitifitas terhadap suara, cahaya maupun sentuhan.

4. Terapi kemampuan sosial
Salah satu akibat dari autisme adalah sedikitnya kemampuan sosial dan komunikasi. Banyak anak yang menderita autisme memerlukan bantuan untuk menciptakan kemampuan supaya dapat mempertahankan percakapan, berhubungan dengan teman baru atau bahkan mengenal tempat bermainnya. Seorang terapis kemampuan sosial dapat membantu untuk menciptakan atau menfasilitasi terjadinya interaksi sosial.

5. Terapi fisik/fisioterapi
Autisme merupakan perkembangan perfasif yang lambat. Banyak penderita autisme yang memiliki penundaan perkembangan motorik dan beberapa mempunyai massa otot yang rendah (lemah). Terapi fisik dapat melatih kekuatan, koordinasi dan kemampuan dasar berolahraga.

6. Terapi bermain
Walaupun terdengar aneh, tetapi anak penderita autisme memerlukan bantuan untuk bermain. Bermain juga dapat digunakan sebagai alat untuk melatih percakapan, kemampuan berkomunikasi dan sosial. Terapi bermain ini dapat digabungkan dengan terapi berbicara, terapi okupasi dan terapi fisik.

7. Terapi tingkah laku
Anak yang menderita autisme seringkali terlihat frustasi. Mereka kesulitan untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka dan menderita akibat hipersensitifitas terhadap suara, cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. Seorang terapis tingkah laku dilatih untuk dapat mengetahui penyebab dibalik prilaku negative tersebut dan merekomendasikan perubahan terhadap lingkungan ataupun keseharian anak untuk dapat memperbaiki tingkah lakunya.

8. Terapi Perkembangan
Terapi perkembangan atau developmental therapies bertujuan untuk membangun minat, kekuatan dan perkembangan anak sendiri untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan, emosional dan sosialnya. Terapi perkembangan seringkali bertolak belakang dengan terapi tingkah laku, yang biasanya paling baik dilakukan untuk mengajarkan keterampilan khusus pada anak, seperti misalnya mengikat tali sepatu atau menggosok gigi dll.

9. Terapi visual
Banyak penderita autisme merupakan pemikir visual, sehingga metode pembelajaran berkomunikasi melalui gambar dapat dilakukan. Salah satu caranya adalah melalui PECS (Picture Exchange Communication). Selain itu pembelajaran melalui video juga dapat dilakukan baik dengan video modeling, video games ataupun sistem komunikasi elektronik lain. Metode ini dapat menampung kelebihan penderita autisme di bidang visual untuk digunakan membangun keterampilan dan komunikasinya.

10. Terapi Biomedis
Terapi biomedis termasuk juga penggunaan obat-obatan untuk penanganan autisme, walaupun kebanyakan perawatan biomedis yang dilakukan berdasarkan metode pendekatan DAN (Defeat Autism Now). Dokter yang telah menjalani pelatihan mengenai metode DAN ini akan menentukan diet khusus, supplement ataupun perawatan alternative lain untuk penanganan penderita autisme. Di AS sendiri perawatan ini belum mendapatkan persetujuan dari FDA (Food dan Drug Administration) ataupun CDC (Center for Disease Control) walaupun banyak cerita anekdot yang melaporkan hasil positif dari terapi tersebut. Jika memang berniat untuk berkonsultasi dengan praktisi DAN, pastikan orang tersebut berlatar belakang kedokteran.

sumber : Artikel Kedokteran Anak

http://www.spesialis.info/indexb826.html?jenis-jenis-terapi-dan-diet-anak-penderita-autisme,454